About Me

My photo
Nama pemberian orangtua Wirato. Baptis dengan nama Antonius. ditambahi nama Adi oleh seseorang. Jadilah Antonius Wierato Adi

Monday, November 4, 2019

Pel dan Manusia



Tentu anda pernah menge-pel lantai dengan air. Atau pernah melihat  orang lain menge-pel lantai dengan air. Tidak jarang kita melihat mereka menge-pel dengan semangat. Pada awalnya – saat air lantai belum kering- kita akan melihat hasilnya baik. Tampak bersih dan mengkilap. Tapi lihat beberapa saat kemudian setelah lantai tampak kering, ia mulai menampakkan hal yang aneh. Lantai itu tak lagi mengkilap namun busam agak putih. Dan lagi, ketika banyak orang mulai melintas akan kelihatan bekas gesekan dengan sepatu yang bawahnya karet akan kelihatan lebih bersih. Namun hal ini justru akan membuat belang karena yang tidak kena sepatu akan semakin kelihatan bahwa itu debu yang kena air.
Yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa dilantai itu banyak debu yang amat lembut menempel. Lalu si tukang pel mengepel lantai dengan kain yang dibasahi air. Tentu kain pelnya bersih. Atau anggap saja bersih. Namun saat kain pel di sentuhkan lantai yang berdebu adalah sebagian debu yang amat lembut itu menempel pada kain pel dan sebagian besar adalah rata karena gesekan kain pel. Karena rata seolah-olah lantai itu bersih dari debu. Padahal yang terjadi adalah debu halus rata pada permukaan lantai. Artinya sebenarnya sama saja pel itu akan meratakan debu dan tidak membersihkan debu lantai.
Sadar atau tidak sadar begitu lah kadang dalam kehidupan kita. Ada banyak persolan yang menurut  kita sudah selesai, namun ternyata masalah tidak selesai. Tetapi kita tidak pernah menyadari bahwa persoalan sebenarnya masih teronggok. Hanya karena lekang oleh waktu masalah seolah selesai. Dan karena itu kita tidak lagi kembali pada persoalan itu. Atau mungkin malas untuk mengungkit masalah itu. Anggap saja sudah selesai. Entah karena membuat tidak nyaman. Entah karena terlalu banyak menguras energi atau waktu. Entah karena masalah itu tidak terlalu menarik untuk dibahas kembali. Entah efeknya tidak terlalu signifikan bagi kehidupan pribadi masing-masing.
Dengan membiarkan masalah teronggok dan berlaku seolah tidak ada masalah maka sebenarnya kita justru menumpuk masalah. Akumulasi masalah demi masalah besar kemungkinan suatu saat justru akan menjadi bencana yang dahsyat dalam hidup kita. Sama halnya menutup lobang dengan menggali lobang yang lain. Hanya seolah masalah selesai dalam sesaat namun sejatinya tidaklah demikian. Akhirnya hanya menunggu bom waktu. Siapkah dengan itu? Atau kita memberanikan diri untuk melihatnya kembali, membersihkan sedikit demi sedikit, mengalami sakit lalu menyembuhkan dan akhirnya happy ending? BUTUH NYALI!

Salam Gendheng

No comments:

Post a Comment

Hak dan Kewajiban Anggota Gereja (Katolik)

Silakan Download di sini https://drive.google.com/file/d/1iDwWxPuKAGyCds_1-xzVIROr6HghX1c2/view?usp=sharing